Labels

Pages

Minggu, 27 Mei 2012

MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL


MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL

A.    Individu dan masyarakat
1.      Manusia sebagai makhluk individu
            Dalam bahasa latin berasal dari kata individuum, artinya yang terbagi. Dalam bahasa inggris individu berasal dari kata in dan devided. Kata in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
            Setiap manusia mempunyai keunikan atau ciri dan karakteristik yang khas  tersendiri, tidak ada manusia yang sama persis. Walaupun secara umum manusia memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau perhatian kita tujukan pada hal yang detail, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan. Karakter dibawa oleh individu dari lahir dan juga dipengaruhi oleh lingkunagn sekitarnya. Karakter yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Menurut Nursyid Sumaatmaja, kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.

2.      Manusia sebagai makhluk sosial
            Manusia dikatakan sebagai mahluk social yaitu mahluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Selain itu juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Manusia dikatakan sebagai mahluk social karena beberapa alsan, yaitu :
a.       Manusia tunduk pada aturan, norma social.
b.      Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d.      Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah masyarakat.

3.      Manusia sebagai makhluk yang berhubungan dengan lingkungan hidup
            Berkenaan hubungan antara manusia dengan alam, paling tidak ada tiga paham, yaitu paham determinisme, paham positibilisme, dan paham optimisme teknologi. Orang-orang dapat dipandang sebagai tokoh paham determinisme itu antara lain Charles Darwin, Friedrich Ratzel, dan Elsworth Huntington. Determinisme alam menempatkan manusia sebagai mahluk yang tunduk pada alam, alam sebagai factor yang menentukan.
            Pada perkembangan dan kemajuan iptek seperti kita alaami dewasa ini, seolah-olah penerapan serta pemanfaatannya itu memberikan kemungkinan terhadap kemampuan manusia memanfaatkan alam lingkungan. Sehingga pada suasana yang demikian dapat berkembanh pandangan “posibilisme optimis teknologi” yang secara optimis memberikan kemungkinan pada penerapan teknologi dalam memecahkan masalah hubungan manusia dengan alam lingkungan. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengatahuan telah menjadi dasar pesatnya kemajuan teknologi. Kemajuan dan penerapan teknologi telah membawa kemajuan pemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan pembangunan yang menjadi penopang kesejahteraan umat manusia. Jika optimisme teknologi tidak diwaspadai maka dapat menghasilkan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, menghasilkan orang-orang yang ateis.
            Sebagai lembaga social yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembinaan individu menjadi mahluk social, keluarga mempunyai fungsi majemuk. Selain keluarga wajib menjamin kesejahteraan materi para anggotanya, juga wajib menjamin kesejahteraan rohaninya. Berdasarkan kedudukan fungsi dan peranan yang demikian, keluarga merupakan lembaga yang sangat bermakna dalam menciptakan serta membina individu menjadi mahluk sosial.
B.     Pengertian Masyarakat dan Ciri-Cirinya
            Masyarakat adalah kumpulan orang yang didalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Istilah masyarakat dalam bahasa inggrisnya society, sedangkan istilah komunitas dalam bahasa inggrisnya  community. Dalam konteks keseharian seringkali terjadi kesalahan pemahaman antara society dan community. Dua istilah tersebut sering ditafsirkan secara sama padahal sangat berbeda artinya. Krech mengemukakan bahwa “A society is that it is an organized collectivity of interacting people whose activities become centered around a set of common goals, and who tend to share common beliefs, attitudes, and modes of action.” Jadi ciri atau unsur masyarakat adalah :
1.      Kumpulan orang
2.      Sudah terbentuk dengan lama
3.      Sudah memiliki system social atau struktur social tersendiri
4.      Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.
Selain unsur diatas ada juga kesinambungan dan pertahanan diri, serta memiliki kebudayaan.

1.      Pengertian masyarakat setempat (community) atau komunitas dan ciri-cirinya
            Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto, istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, istilah nama menunjuk pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Unsure pertama dari komunitass ialah adanya wilayah dan lokalitas. Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal tertentu. Unsure kedua dar komunitas adalah perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan. Perasaan anggota masyarakat setempat dengan anggota lainnya didasari oleh adanya persamaan tempat tinggal.
            Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat disebut community sentiment yang memiliki unsur:
1.      Seperasaan
2.      Sepenanggungan
3.      Saling memerlukan.
C.    Masyarakat Desa dan Kota
            Orang di desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antar sesame warganya. System kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan. Masyarakat desa umumnya bekerja sebagai petani dan nelayan. Usia dan ketokohan sangat berperan dalam kehidupan orang desa. Menurut Soerdjono Soekamto, masyarakat desa dan kota memiliki perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi lain diabaikan. Lain dengan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan.
            Pembagian kerja pada masyarakat kota sudah sangat terspesialisasi. Begitu pula jenis profesi pekerjaan sudah sangat banyak macamnya (heterogen). Saling ketergantungan antara  satu anggota masyarakat kota dengan masyarakat lainnya disebabkan karena perbedaan pekerjaan menurut Emille Durkheim disebut dengan solidaritas organis (organic solidarity). Sedangkan saling ketergantungan pada masyarakat desa yang disebabkan oleh adanya persamaan dalam bidang pekerjaan disebut solidaritas mekanis (mechanic solidarity).
D.     Interaksi Sosial dan Pelapisan Sosial
1.      Interaksi Sosial
            Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikirandan tindakan. Seperti kita ketahui bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lainnya. Menurut Gillin dan Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi social adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individu, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
a.       Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan
              Bentuk umum proses-proses social adalah interaksi social (yang dapat juga dinamakan proses social), oleh karena interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas social. Adapun factor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi social, yaitu:
1)      Factor Imitasi
           Factor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi social. Salah satu segi  positifnya adalah bahwa imitasi dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
2)      Faktor Sugesti
           Yang dimaksud sugesti sdisini adalah pengaruh psikis baikyang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik.
3)      Faktor Identifikasi
           Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
4)      Faktor Simpati
           Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
b.      Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Untuk terjadinya suatu interaksi social diperlukan adanya syarat-syarat yang harus ada, yaitu:
1)      Adanya kontak social (social contact)
2)      Adanya komunikasi
Selain itu kontak sosialdapat terrjadi dan berlangsung dalam tiga bentuk:
1)      Antara orang perorangan, misalnya anak kecil mempelajari kebiasaan didalam keluarganya (socialization).
2)      Antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya.
3)      Antara kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, misalnya dua parati politik bekerjasama untuk mengalahkan partai politik ketiga didalam pemilu.
c.       Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1)      Bentuk interaksi asosiatif
a)      Kerjasama
            Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama ada 3 bentuk kejasama yaitu bargaining, cooperation, dan coalition.
b)      Akomodasi
            Istilah akomodasi digunakan dalam 2 arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksia antara orang perorangan dan kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma social dan nilai-nilai social yang berlaku didalam masyarakat.
2)      Bentuk interaksi disasosiatif
a)      Persaingan (competition)
            Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa dengan kekerasan.
b)      Kontravensi (contravention)
            Kontravensi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
c)      Pertentangan (conflict)
            Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok social yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan.
E.     Stratifikasi social dalam kehidupan masyarakat
              Max Weber menjelaskan stratifikasi sosial dalam tiga dimensi, yaitu dimensi kekayaan, dimensi kekuasaan, dan dimensi prestise. Lebih jauh Webber menjelaskan bahwa sesuatu disebut kelas apabila :
1.      Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber dalam kesempatan hidup (life chance) mereka.
2.      Komponen ini secara eksklusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa pemilikan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan.
3.      Hal itu terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja.
              Pada setiap kelompok status, kehormatan status dapat mencerminkan dari gaya hidup (life style) orang-orang yang menjadi anggotanya. Gaya hidup menyangkut banyak dimensi kkehidupan, tetapi Nas dan Sande berusaha membuat suatu pengelompokan dimensi gaya hidup dalam lima kelompok, yaitu :
1.      Dimensi Morfologi
2.      Hubungan Social dan Jaringan Kerja
3.      Penekanan Bidang Kehidupan
4.      Makna Gaya Hidup
5.      Dimensi Simbolik
Bentuk-bentuk hubungan social ini baik yang asosiatif ataupun yang disosiatif akan menimbulkan kelompok-kelompok social. Kelompok-kelompok social yang muncul akan terstratifikasi berdasarkan penilaian yang diberikan oleh anggota kelompok dalam atau kelompok luar.


0 komentar:

Posting Komentar